Kenapa Anak Bungsu atau Bontot Manja? Apakah Anak Bontot Manja?

Ilustrasi gmbr bontot manja
Benarkah anak bontot lebih manja: gmbr ilustrasi


Manja, dalam artian kurang baik adat kelakuannya karena selalu diberi hati, dituruti semua kehendaknya, sering kali disematkan pada si anak bungsu atau bontot. Ya, karena posisi lahirnya yang terakhir alias paling kecil, anak bungsu dianggap sebagai sosok yang paling kurang banyak diberi tanggung jawab.


1. Lebih Sering Mendapat Kemauannya

Sebenarnya, pada saat orang tua memiliki anak bungsu, mereka mengurangi tekanan pada diri mereka sendiri. Di masa ini, orang tua cenderung melihat anak-anaknya sebagai individu, bukan refleksi dirinya. Ini dapat menyebabkan anak yang lahir terakhirlah yang memanfaatkan situasi ini. 

“Kebutuhan mereka kemungkinan besar akan terpenuhi. Mereka kemungkinan akan belajar sejak awal bahwa tempat mereka juga istimewa karena mendapat manfaat dari fakta memiliki banyak ‘pengasuh’,” kata Dr Gary Brown, ahli terapi keluarga berlisensi, kepada Bustle.

Nah, ini tentunya menjadi keuntungan yang anak bungsu nikmati, karena mungkin kakak mereka tidak memilikinya. 

Meski mungkin kakak-kakaknya cenderung mengambil alih tanggung jawab, tapi sebagai orang tua perlu banget mengajarkan nilai-nilai positif pada anak bungsu. Perlu juga memberi si bungsu tugas dan tanggung jawab, misalnya agar mau berkontribusi pada kerjaan rumah yang memang harus dilakukan bersama.

2. Paling Mungkin Merasa Ditinggalkan

Karena paling kecil, sering kali anak bungsu tidak bisa ikut berkegiatan seperti kakak-kakaknya. “Mereka mungkin tidak memiliki perawakan fisik dan koordinasi untuk memainkan beberapa permainan yang dapat dilakukan oleh saudara mereka yang lebih tua,” sambung Gary.

Karena itu, anak bungsu cenderung hanya menjadi penonton saat anaknya main. Bahkan mungkin mereka sudah bahagia banget kalau jadi petugas pengambil bola saat kakak-kakaknya main sepakbola.

Karena sering kali dianggap belum mampu, anak bungsu pun jadi merasa ditinggalkan. Apalagi saat kakak-kakaknya bilang, “Anak kecil nggak boleh ikut. Nanti kalau kamu sudah besar saja ikutnya ya,”.

Nah, untuk mengatasinya, kita bisa memilih kegiatan yang dapat dinikmati oleh seluruh keluarga, tanpa memandang usia.

3. Lebih Berjuang untuk Mandiri

Anak bungsu bisa mendapat bantuan dari kakaknya ketika mengerjakan pekerjaan rumahnya. Si kakak juga mengajari cara mengendarai sepeda. Dan banyak hal lain yang diajarkan kakaknya pada si bungsu. Hal ini tanpa disadari membuat anak bungsu menjadi kurang independen. Dalam bahasa awam banyak yang menyebutnya manja.

“Anak bungsu sering memiliki ketergantungan yang besar,” sambung Gary.

Anak bungsu mungkin dekat dengan kakak dan orang tuanya, tapi ini bisa menjadi ketergantungan yang tidak sehat yang bisa menyulitkan mereka mengembangkan ketahanannya di kemudian hari. 

Tentu saja ini tidak berlaku untuk semua anak bungsu. Orang tua harus mengajarkan mereka otonomi dan kemandirian, sehingga mereka merasa diberdayakan untuk percaya diri menghadapi dunia ini.

Penulis buku dan pakar parenting, Michael Grose, menuturkan urutan kelahiran berpengaruh terhadap anak-anak dan orang tua. Karena itu menurutnya, urutan kelahiran sangat besar dampaknya kepada individu.

“Kita mungkin tidak memperhitungkan urutan kelahiran karena itu bukan atribut yang jelas yang kita diskusikan. Mungkin kita bahkan tidak tahu urutan kelahiran teman kerja atau teman kita,” ujar Michael seperti dilansir Nine Honey.

Meski urutan kelahiran bisa saja memengaruhi karakter anak, pada akhirnya semua saudara kandung adalah individu yang unik dan sama nilainya.

Diatas jelas dijelaskan tidak semua anak bungsu / bontot itu manja, jadi manja tidaknya adalah tergantung dari peran keluarganya terlebih peran dari orang tua.

Jadi apakah kamu anak bungsu?