Apakah Muslim Menyembah Ka’bah dan Mengapa Ada Adzan?

Dr. Zakir Naik Pict
Dr. Zakir Naik

Kali ini saya akan menulis artikel tentang jawaban dari Dr. Zakir Naik dari pertanyaan judul Artikel ini. “Apakah Muslim Menyembah Ka’bah dan Mengapa Ada Adzan?” oke langsung saja berikut penjelasan dari Dr. Zakir Naik yang saya tulis di artikel ini.

Pertanyaan pertama. Apakah Muslim menyembah Ka’bah?

Ini adalah pertanyaan yang paling umum ke-11 yang sering
diajukan non-Muslim. Bahwa jika Islam menantang penyembahan Berahala, kenapa
Muslim sujud ke arah Ka’bah ketika sholat? Tidak ada satu Muslim pun yang
menyembah Ka’bah ketika sholat. Ka’bah adalah kiblat, petunjuk arah. Kami (Muslim)
percaya pada kesatuan. Misalnya  kau ingin
sholat disini, sebagian berkata “Mari kita menghadap utara, sebagian lagi
berkata selatan, sebagian lagi berkata barat, sebagian lagi berkata timur.” 
Untuk
persatuan,

Allah s.w.t berfirman dalam Qur’an di Surat Al-Baqarah [2]:144, “Dimana
saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arah Ka’bah.”
 

Jadi Ka’bah adalah
kiblat, petunjuk arah. Jadi kami (Muslim) menghadap kesana tapi tidak seorang pun
menyembah Ka’bah. Umat Muslim adalah penemu peta dunia. Dan Al-Idrusi pada 1154
menggambar peta dunia, utara di bawah, selatan di atas dan Ka’bah berada di
tengah-tengahnya. Kartografer Barat datang dan mereka membalikan petanya, utara
di atas, selatan di bawah, tetap saja Ka’bah di tengah.
Jadi jika kau di utara,
kau sholat menghadap ke selatan, jika kau di selatan kau sholat menghadap ke
utara,  jika kau di timur kau sholat menghadap
ke barat, jika kau di barat kau sholat menghadap ke timur. Meski begitu Ka’bah
tetap di tengah-tengahnya. Jadi Ka’bah adalah petunjuk arah bagi kami orang
Muslim, tidak ada yang menyembahnya.
Lebih jauh ketika kami umrah, atau
berhaji, kami mengitari Ka’bah, kau mungkin bertanya, “ Kenapa kau mengitari Ka’bah?”
Aku(Muslim) melakukannya karena ini perintah Tuhan dan Rasulullah. Tapi alasan
logis yang dapat aku pikirkan adalah: karena setiap lingkaran mempunyai satu
titik pusat, jadi ketika kami mengitari Ka’bah, secara logis ku pikir, kami
bersaksi bahwa Tuhan itu hanya satu.

Lebih jauh jika kau punya keraguan, jika
kau membaca hadist, disebutkan dalam sahih Bukhari vol. 2, kitab Haji, bab 56,
hadist 675, Umar r.a yang merupakan khalifah kedua Islam, khalifah kedua. Dia berkata “Batu
hitam ini (Hajar Aswad) tidak dapat menguntungkanku atau mencelakakanku, hanya
karena Rasulullah mengecupnya maka aku mengecupnya.” Pernyataan ini bahwa batu
hitam ini tidak dapat mencelakakan siapapun, atau menguntungkan siapapun. Pernyataan
ini cukup untuk membuktikan bahwa umat Muslim tidak menyembah Ka’bah.
Lebih jauh,
di zaman Rasulullah, ada para sahabat Rasulullah yang berdiri di atas Ka’bah
dan beradzan. Tidak ada penyembah berhala yang berani berdiri di atas berhala
yang disembahnya, itu membuktikan bahwa tidak ada Muslim yang menyembah Ka’bah,
ini hanya penunjuk arah (kiblat). 

Pertanyaan kedua kenapa Muslim masih beradzan padahal sudah ada jam?

Pertanyaan kedua adalah, Beberapa abad yang lalu tidak
ada jam, tidak ada cara untuk memperhitungkan waktu, jadi kita dapat
menjustifikasi bahwa beradzan itu diperlukan. Sekarang segalanya sudah ada, jam
ada, waktu bisa diketahui, jadi kenapa kami(Muslim) harus beradzan? Pertanyaan
sangat bagus.
Alasan kami beradzan ada banyak. Salah satunya adalah untuk
memberitahu semua orang waktunya sholat.



Kau katakan padaku satu hal: setiap
orang punya jam tangan saat ujian. Meski begitu, sang guru menderingkan belnya
untuk memberitahukan “ waktu telah habis!” jadi kau tanya ke guru sekolahmu “
Kenapa kau menderingkan bel bahwa waktu telah habis? Setiap orang punya jam
tangan.” Gurumu menjawab: “Untuk memberitahu semua orang bahwa waktunya telah selesai. Silahkan Ke sisi
selanjutnya.”

Jadi ketika kau beradzan, kau juga bisa memasang jam besar, bel
besar. Tapi Rasulullah berasbda “Bel itu tidak baik.” Umat Kristen menggunakan
bel. Agama lainnya memakai drum, Rasulullah bersabda “Tidak, ini tidak baik.
Tidak boleh drum atau bel.” Sebagian orang menyarankan suara manusia, beliau
menyukainya.



Jadi, lebih baik daripada drum atau bel, kami memakai suara
manusia, dan adzan kami mempunyai pesan. Sedangkan bel.. terkadang bel disekolah
punya pesan “waktunya habis.” Terkadang belnya mengandung pesan “waktunya
dimulai.” Jadi berbagai pesan.. “Ada kebakaran, larilah!” kau jd lebih paham
sekarang ya? Bel tidak dapat berbicara, kau mendengar belnya “Oke, ada api,
larilah!”


Dalam adzan, ia juga mengandung pesan. Pesannya “Allahuakbar,
Allahuakbar – Allah Maha Besar sebanyak 4 kali.” “Aku bersaksi bahwa tidak ada
tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.” “Marilah sholat,
marilah sholat.” “Mari menuju kemenangan, mari menuju kemenangan.” Dia
memberikanmu pesan. “Tuhan Maha Besar” empat kali, “ Tidak ada Tuhan selain
Allah, Nabi Muhammad Rasulullah.” Memberikanmu pesan bahwa kau tidak boleh
menyembah Nabi Muhammad. Dia hanyalah seorang utusan, dia adalah hamba Tuhan. Lima
kali sehari kami diingatkan dalam adzan. Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Dia
bukan Allah. “Marilah sholat, marilah sholat” “Mari menuju kemenangan, mari
menuju kemenangan.” “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.” Jadi ini adalah pesan
memberitahumu bahwa waktunya sholat, pada saat yang sama bersaksi bahwa Tuhan
hanya satu. Ini adalah pesan.


Dan keindahan darinya adalah kebelahan dunia
manapun kau pergi, adzan ini hanya dalam bahasa Arab. Jadi jika kau di Prancis,
kau tidak paham bahasa Prancis, kau berkata “Apa yang diserukan orang ini? Apa dia
menghinaku?” jadi seluruh dunia memakai Bahasa Arab untuk adzan. Meskipun aku
tidak tahu bahasa Arab, setidaknya aku tahu terjemahan dari adzan. Jadi adzan
ini adalah pengingat.

Di sholat Shubuh, pengingatnya berbeda, dikatakan “Sholat
itu lebih baik daripada tidur.” Ketika kau mendengar “ Ahh, sholat lebih baik
dari pada tidur,” jadi kau bangun. Dengan jam alarm, aku menyalakan “snooze”-nya
kau tahu snooze? Menunda 5menit berikutnya, 10 menit berikutnya, 1 snooze lagi,
10 menit lagi. Disini “ as sholatu khairun minan naum” hanya untuk sholat
Shubuh. “Sholat lebih baik daripada tidur.” Jadi ini adalah pesan. Meskipun kau
punya jam tangan, kau tidak terus-terusan mengamatinya . jadi disini, karena
kami sholat berjama’ah, Rasulullah s.a.w bersabda, tidak kurang dari 3 hadist
dalam sahih Bukhari yang berkata bahwa kau mendapat 27 pahala lebih banyak
ketika sholat berjama’ah
.



Jadi adzan mengingatkanmu bahwa sholat berjama’ah
akan dimulai. Jadi kau tahu ketika adzan berkumandang, dalam 20 menit, sholat
berjama’ah akan dimulai. Jadi kau bersiap-siap, berwudhu, dan kau pergi ke
masjid.
Jika tidak ada adzan, dan banyak orang tidak tahu kapan waktunya, ini
terus berubah. Aku tidak tahu kapan waktunya matahari tenggelam hari ini. Jadi meskipun
kau orang ilmiah, kau punya jam tangan, jika adzan berkumandang “Ahh, sekarang
waktunya. Aku akan pergi sholat.” Jadi bahkan di zaman sains dan teknologi
sekarang , adzan ini adalah pengingat. Dan selain untuk mengingatkan, ini juga
memberikanmu pesan. Adzan memanggilmu menuju kebenaran, memanggilmu menuju
kesuksesan.

Jadi itulah alasan bahkan ratusan, sampai ribuan tahun lalu ini
benar, bahkan sekarang ini benar, dan bahkan di masa depan ini benar. Semoga ini
meyakinkanmu. Insya Allah. Dan aku berdo’a kepada Tuhan untuk menuntunmu dan
juga menuntunku. Terimakasih.

Itulah penjelsan dari Dr. Zakir Naik tentang pertanyaan-pertanyaan diatas. Semoga Artikel ini bermanfaat untuk para pembaca. Jangan lupa follow saya dan share artikel ini. terimakasih.